Minggu, 24 Mei 2009

Olimpiade


Saat ini di negara Cina sedang berlangsung pertandingan berbagai cabang olahraga sedunia yang dikenal juga dengan Olimpiade. Olimpiade adalah ajang olahraga yang diadakan setiap empat tahun sekali dan diikuti oleh seluruh negara di dunia yang terdaftar di Komite Olimpiade Internasional (IOC). Awalnya hanya berlangsung di Yunani kuno, Olimpiade kemudian dihidupkan kembali oleh seorang bangsawan Perancis, Pierre Frèdy, Baron de Coubertin pada akhir abad ke-19. Olimpiade yang lebih dikenal di Indonesia, Olimpiade musim panas, telah diadakan setiap empat tahun sekali sejak 1896, kecuali tahun-tahun pada masa Perang Dunia II.

Edisi khusus untuk olahraga musim dingin, Olimpiade musim dingin, dimulai pada 1924. Awalnya ini diadakan pada tahun yang sama dengan Olimpiade musim panas, namun sejak 1994 Olimpiade musim dingin diadakan setiap empat tahun sekali, dengan selang dua tahun setelah Olimpiade musim panas.

Pada 2004, Olimpiade kembali ke "rumah" lamanya di Yunani untuk Olimpiade XXVIII.

Partisipasi Indonesia

Pertama kali berpartisipasi pada Olimpiade 1952 di Helsinki, Finlandia, dan selanjutnya tak pernah absen pada tahun 1956, 1960 1964, 1968, 1972, 1976, 1980, 1984, 1988, 1992, 1996, 2000, 2004.

Medali pertama bagi kontingen Indonesia adalah pada Olimpiade Seoul 1988 di Seoul, Korea Selatan. Trio pemanah Indonesia berhasil meraih medali perak cabang panahan beregu putri yang anggotanya adalah Nurfitriyana Saiman, Kusuma Wardhani dan Lilies Handayani

Pada Olimpiade Barcelona 1992 di Barcelona, Spanyol, Medali emas pertama bagi kontingen Indonesia sepanjang sejarah Olimpiade dipersembahkan oleh Susi Susanti (bulutangkis, tunggal putri) disusul oleh Alan Budikusuma (bulutangkis, tunggal putra). Perak: Ardi B. Wiranata (bulutangkis, tunggal putra), Eddy Hartono/Rudy Gunawan (bulutangkis, ganda putra); Perunggu: Hermawan Susanto (bulutangkis, tunggal putra). Pada Olimpiade ini, Indonesia meraih 2 emas, 2 perak dan 1 perunggu, yang semuanya dipersembahkan oleh kontingen bulutangkis.

Pada Olimpiade Atlanta 1996 di Atlanta, AS, Indonesia meraih 1 emas, 1 perak dan 2 perunggu. Semua medali untuk Kontingen Indonesia dipersembahkan oleh tim bulutangkis: Emas: Rexy Mainaky/Ricky Subagja (nomor ganda Putra); Perak: Mia Audina (tunggal puteri); Perunggu: Susi Susanti (tunggal putri), Denny Kantono/Antonius Iriantho (ganda putra).

Pada Olimpiade Sydney 2000 di Sydney, Australia, Indonesia meraih 1 emas, 3 perak dan 2 perunggu. Emas: Tony Gunawan/Chandra Wijaya (Bulutangkis, ganda putra); Perak: Hendrawan (Bulutangkis, tunggal putra), Tri Kusharyanto/Minarti Timur (Bulutangkis, ganda campuran), Raema Lisa Rumbewas (Angkat Berat putri 48 kg.); Perunggu: Sri Indriyani (Angkat berat, putri 48 kg.), Winarni Weightlifting, (Angkat berat, putri 53 kg.)

Pada Olimpiade Athena 2004 di Athena, Yunani, Indonesia meraih 1 emas dan 2 perunggu. Emas: Taufik Hidayat (Bulutangkis, tunggal putra), Perunggu: Soni Dwi Kuncoro (bulutangkis, tunggal putra) dan Flandy Limpele/Eng Hian (bulutangkis, ganda putra).

Kita doakan bersama, semoga kontingen Indonesia berhasil meraih hasil maksimal dengan membawa medali ke Indonesia.

Logo Olimpiade 2008

Logo Olimpiade Musim Panas 2008 diberi nama Dancing Beijing. Pertama kali diperkenalkan pada Agustus 2003 dalam upacara yang dihadiri oleh 2.008 orang di Qi Nian Dian, Beijing. Logo tersebut menggabungkan berbagai elemen-elemen dari budaya Tionghoa, digambarkan dalam sebuah stempel merah di atas kata "Beijing 2008" dan gelang-gelang Olimpiade. Stempel tersebut dibentuk oleh sebuah kaligrafi karakter (jing, ibu kota nasional) dalam bentuk menari. Lekukan-lekukan yang ada dibentuk seperti lekukan tubuh naga. Tangan yang terbuka dalam bentuk kaligrafi tersebut melambangkan undangan dari Tiongkok kepada dunia untuk berbagi kebudayaannya. Merah, warna utama dalam logo, adalah warna yang penting dalam kehidupan masyarakat Republik Rakyat Tiongkok, yang sering diartikan sebagai keberuntungan.

Simbolisasi

Arti dari simbolisasi logo Olimpiade 2008 sebagai berikut:

Batu loncatan

"Dancing Beijing" adalah sebagai batu loncatan untuk Olimpiade. Ditampilkan sebagai bagian dari kisah epik Olimpiade kuno yang terdapat dalam semangat bangsa Tionghoa, logo dilukiskan dalam kaligrafi dengan memasukkan unsur peradaban kuno. Kelihatan sangat sederhana namun memberi kesan mendalam, memperlihatkan perubahan dan pertumbuhan Beijing ke masa yang akan datang serta mencerminkan pemikiran dan emosi bangsa Tionghoa.

Menuju ke Olimpiade 2008, logo akan menarik perhatian lebih dan lebih banyak orang dari seluruh dunia ke Beijing untuk bergabung dalam perayaan besar dengan masyarakat Tionghoa.

Komitmen

"Dancing Beijing" adalah stempel Tiongkok yang dibentuk dengan sebuah komitmen kepada Gerakan Olimpiade dari negara yang memiliki 56 kelompok etnis dan jumlah penduduk 1,3 milyar. Dengan menampilkan semangat Olimpiade dengan perpaduan antara peradaban kuno dan budaya modern, juga menjadi sasaran masa depan Beijing. Menjadi simbol dari kepercayaan dan keyakinan diri yang ditujukan pada dunia dan seluruh umat manusia. "Ketulusan yang sempurna dapat memberikan dampak bahkan kepada logam dan batu". Permulaan kebijaksanaan dari nenek moyang dan gambar stempel dibuat dari logam dan batu menjadikan logo Olimpiade 2008 mencerminkan rasa hormat dan kejujuran masyarakat Tionghoa dalam Olimpiade. Logo juga menunjukkan kepada dunia gambaran besar dari perdamaian, persahabatan, dan kemajuan umat manusia serta hasrat dari gerakan Olimpiade "lebih cepat, lebih tinggi, dan lebih kuat" untuk seluruh umat manusia.

Image

"Dancing Beijing" menampilkan wujud kota ke masa depan. Sebagai gambaran yang menampilkan cara berpikir masyarakat timur dan karakteristik masyarakat Tionghoa. Hal ini membuktikan keunikan kualitas dan keindahan budaya dari peradaban Tionghoa. Dengan terinspirasi dari seni tradisional Tionghoa - seni kaligrafi, karakter "Jing" (kata terakhir dari Beijing) dibentuk menjadi bentuk yang menyerupai orang yang sedang menari, mencerminkan cita-cita dari "Olimpiade Baru". Kata "Beijing 2008" juga menyerupai bentuk dari karakter Tionghoa yang ditulis tangan, menggambarkan perasaan masyarakat Tionghoa dalam menyambut Olimpiade 2008.

Keindahan

"Dancing Beijing" memiliki warna kesukaan dari masyarakat Tionghoa. Warna "merah" digunakan dalam logo, mengartikan keberuntungan dan kegembiraan dan arti dari kehidupan. Merah adalah warna dari 'matahari' dan 'api suci', mewakili kehidupan dan permulaan yang baru. Merah juga menjadi simbol vitalitas dan undangan dari Tiongkok kepada dunia.

Pahlawan

"Dancing Beijing" dipanggil sebagai pahwalan. Fungsi Olimpiade adalah sebagai arena di mana para pahlawan atau ksatria dikenal, mukjizat dibuat dan keagungan diperoleh, dan di mana setiap peserta merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan. Rancangan yang kuat dan dinamis dari logo adalah puisi hidup yang ditulis oleh seluruh peserta dengan hasrat, kasih sayang, dan antusiasme mereka. Hal ini merupakan janji dari setiap peserta untuk memberikan kekuatan dan kebijaksanaan pada Olimpiade. Logo memberikan kesukaan pada seni dan pahlawan-pahlawan Olimpiade, yang mendapat inti sari dari semangat Olimpiade, yang menyatukan antara olahraga dan budaya.

Semangat

"Dancing Beijing" memperpanjang patung totem dari bangsa Tionghoa. Bentuk dari orang yang berlari mengartikan keindahan dan kebesaran hidup. Lekukan yang anggun seperti lekukan pada tubuh naga, menjadi jembatan penghubungan antara masa lalu dan masa yang akan datang pada peradaban yang sama; seperti sungai, membawa sejarah lama dan kebanggaan bangsa Tionghoa; seperti urat syaraf, mendenyutkan vitalitas kehidupan. Beijing yang penuh dengan semangat menatap ke depan untuk menyambut dan menantikan seluruh umat manusia menari bersama di Olimpiade 2008.

Undangan

"Dancing Beijing" adalah sebuah undangan. Tangan yang terbuka pada logo berkata bahwa Tiongkok membuka tangannya untuk menyambut seluruh dunia bergabung dalam Olimpiade, perayaan dari "perdamian, persahabatan, dan kemajuan umat manusia".

Logo-logo Olimpiade

Ini dia logo-logo Olimpiade mulai tahun 1992-2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar